DIRILIS di Jakarta, Minggu 20 November 2011, buku yang diberi judul Perang-perangan Melawan Korupsi: Pemberantasan Korupsi di Bawah Pemerintahan SBY, mengungkap sejumlah kasus besar dugaan korupsi yang penanganannya tidak membuahkan hasil.
Penanganan kasus korupsi besar hanya heboh dan gaduh di awal, kelihatan serius, namun sunyi di ujung. Bahkan tidak jarang pada akhirnya antiklimaks dan tidak jelas. Contohnya kasus Nazarudin, mantan bendahara umum Partai Demokrat yang diduga terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games, Jakabaring, Palembang.
Kasus ini ‘heboh dan gaduh luar biasa’ dan telah menyeret sejumlah nama besar, mulai tokoh partai sampai menteri. Namun, hanya pelaku-pelaku kelas teri yang terjerat dan ada indikasi kasus ini dieliminir, hanya pada Nazaruddin.
Contoh lain adalah kasus Bank Century. Bukti lebih dari cukup, tapi juga tidak bergerak maju. Presiden SBY tidak memberikan bukti nyata dengan perkataannya, bahwa dia akan memimpin sendiri perang melawan korupsi. Yang terjadi, hanya pedang-pedangan dan perang-perangan, tapi korupsinya jalan terus. (Beritasatu.com, “Buku Kritisi Penanganan Korupsi SBY”, Senin 21 November 2011)